Tangerangraya.id - ChatGPT, tools chatbot berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dari OpenAI, menjadi salah satu topik yang sedang ramai diperbincangan di media sosial Twitter.
ChatGPT ramai dibahas karena chatbot dengan kecerdasan buatan ini bisa menjawab berbagai pertanyaan secara luwes.
Luwes di sini maksudnya, ChatGPT bisa memahami konteks percakapan dan memberi teks jawaban sesuai konteks sehingga tidak kaku layaknya robot.
Dengan chatbots viral seperti ChatGPT OpenAI, banyak dari kita mempertanyakan seberapa aman pekerjaan kita dari kecerdasan buatan.
Baca Juga: Canva Rilis Fitur Anyar Berbasis AI
Sebuah studi baru telah mengungkapkan bahwa sekitar 80 persen tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) dapat terpengaruh setidaknya 10 persen dari tugas kerja mereka.
Sementara sekitar 19 pekerja pekerja mungkin melihat setidaknya 50 persen dari tugas mereka dipengaruhi oleh pengenalan alat AI seperti ChatGPT.
Penelitian bekerja sama dengan pembuat ChatGPT, OpenAI, dan Universitas Pennsylvania melihat dampak large language models (LLM) seperti ChatGPT di pasar tenaga kerja.
Peneliti mendasarkan hasil mereka berdasarkan 'paparan' sebagai ukuran bagaimana akses ke ChatGPT akan mengurangi waktu yang dibutuhkan manusia untuk melakukan tugas tertentu atau menyelesaikan tugas setidaknya 50 persen.
Baca Juga: TikTok Dituding Gagal Batasi Konten Gangguan Makan dan Bunuh Diri
Menurut penelitian tersebut, teknologi baru diharapkan dapat mempengaruhi semua tingkat upah, dengan pekerjaan berpenghasilan lebih tinggi berpotensi menghadapi risiko penggantian yang lebih besar.
Individu yang memegang gelar sarjana, magister, dan profesional lebih berisiko kehilangan pekerjaan karena AI daripada mereka yang tidak memiliki kredensial pendidikan formal.
Industri yang melibatkan lebih banyak pemrosesan informasi kemungkinan besar dapat mengalihkan tugas ke AI, sementara manufaktur, pertanian, dan pertambangan cenderung tidak melakukannya.
Pekerjaan yang terancam dengan keberadaan ChatGPT antara lain matematikawan, akuntan, auditor, jurnalis, asisten administrasi, penulis, pengarang, desainer antarmuka web dan digital, analis keuangan, penerjemah, penyair, penulis lirik, penulis kreatif, serta spesialis hubungan masyarakat (Humas).
Artikel Terkait
Apa Itu Virtual Influencer Berbasis AI? Ini Penjelasannya
Bikin Foto Jadi Karakter Avatar dengan Aplikasi Lensa AI
Robot AI Jadi Pengacara Pertama di Pengadilan Amerika Serikat
Gunakan AI, Search Engine Baru dari Microsoft bakal Gusur Dominasi Google
DJ AI Hadirkan Personalisasi Musik bagi Pengguna Premium Spotify