Nasi Jamblang dari Sedekah Kini Jadi Buruan Wisatawan

TangerangRaya.id - Nasi Jamblang adalah kekayaan kuliner Kota Cirebon, dengan ciri khas nasinya dibungkus Daun jati.

Aneka lauk pauk yang menggoda selera pun tersaji, membuat peminat bingung memilihnya.

Ada sate kentang yang khas, blekutak atau balakutak (sotong), panjelan (ikan asin jambal roti atau cucut), tahu, tempe, perkedel, ayam, ikan, udang, rajungan, telur, dendeng daging bumbu lengkuas, aneka sayur, aneka sate, pepes, dan sambal goreng.   

Baca Juga: Makanan Kesukaan Bung Hatta, Sayur Asem Hingga Ayam Singgang

Menyantap Nasi Jamblang di Pasar Jamblang, Cirebon, dalam suasana yang merakyat, dan deretan lauk yang menggiurkan, membuat mulut tak mau berhenti mengunyah. Hm, ngeunah pisan!

Nasi Jamblang yang legendaris ini sudah ada sejak masa kolonial. Eksistensinya sudah kira-kira 120an tahun.

Saat ini Nasi Jamblang menjadi salah satu buruan wisatawan saat tamasya ke Cirebon.

Baca Juga: 5 Masakan Indonesia Ini Hasil Adaptasi Kuliner Belanda

Kemunculan Nasi Jamblang di tahun 1890an berawal dari kemurahan hati pasang suami istri, Abdul Latif dan Tan Piaw Lung, yang tinggal di Desa Jamblang, di sebelah barat pusat Kota Cirebon.

Saat itu Abdul Latif ingin memberi sedekah untuk kuli pabrik gula Gempol dan pabrik spiritus di Palimanan, juga pekerja pembangunan jalur kereta api.

Ia pun meminta sang istri Tan Piaw Lung yang akrab disapa Mbah Pulung untuk membuat nasi bungkus beserta lauk pauknya.

Baca Juga: Tiwul, Makanan Pokok Pengganti Nasi di Masa Penjajahan

Mbah Pulung lalu menyiapkan nasi yang dibungkus Daun jati plus lauk sederhana, seperti tahu, tempe, dan sambal goreng.

Ia membungkus nasi dengan Daun jati yang memiliki pori-pori lebih besar ketimbang daun pisang, supaya nasi tidak cepat basi, aromanya harum dan rasanya pun sedap.

Semakin lama permintaan nasi bungkus itu ternyata terus meningkat. Mereka pun memasok ke pabrik lebih banyak lagi.