Tiwul, Makanan Pokok Pengganti Nasi di Masa Penjajahan

- Sabtu, 6 Agustus 2022 | 17:37 WIB
Tiwul, jajanan pasar yang bisa menjadi makanan pokok alternatif. (IG@gunungkidul_info)
Tiwul, jajanan pasar yang bisa menjadi makanan pokok alternatif. (IG@gunungkidul_info)

TangerangRaya.id - Tiwul merupakan jajanan pasar atau penganan tradisional khas Jawa. Di masa penjajahan, Tiwul menjadi Makanan Pokok sebagai alternatif pengganti nasi bagi sebagian masyarakat Indonesia.

Pada zaman kolonial Belanda maupun Jepang, harga beras sangat mahal. Keberadaan beras juga sangat langka. Masyarakat lalu mencari pengganti hingga bisa mengolah singkong menjadi Tiwul.

Jika ada beras pun tidak cukup untuk makan sekeluarga, sehingga harus dicampur Tiwul saat memasaknya. Porsi Tiwul pun biasanya jauh lebih banyak ketimbang porsi berasnya.

Baca Juga: Oyek Jadi Santapan Jenderal Soedirman Saat Bergerilya

Beberapa komunitas terutama di Jawa telah mengonsumi Tiwul secara turun-temurun, sebut saja masyarakat di Gunung Kidul (DIY), Wonogiri (Jawa Tengah), dan Pacitan (Jawa Timur). Di Gunung Kidul Tiwul sudah ada sejak sekitar tahun 1930an.

Masyarakat mengolah Tiwul dari singkong yang dijemur sampai kering yang disebut gaplek. Selanjutnya gaplek ditumbuk menjadi tepung. Tepung inilah yang kemudian dikukus menjadi Tiwul.

Rasa Tiwul ini hambar dan sedikit manis, seperti halnya nasi. Sebagai Makanan Pokok Tiwul biasa disantap bersama ikan asin, tahu atau tempe bacem, sambal bawang, urap sayuran atau lalapan, seperti daun pepaya rebus.

Baca Juga: Sego Karak, Menu Sarapan Khas Gresik yang Sudah Ada Sejak Zaman Kolonial

Tiwul kerap dianggap identik dengan kemiskinan. Padahal, Tiwul kaya akan nutrisi yang tak kalah dengan nasi.

Menurut data Kementerian Kesehatan Tiwul mengandung zat besi, riboflavin (vitamin B2), tembaga, tiamin (vitamin B1), serat, kalium, dan seng. Karbohidrat Tiwul lebih rendah daripada nasi dan tinggi serat, sehingga baik untuk mereka yang sedang diet.

Tiwul bisa dinikmati sebagai makanan gurih dengan diberi kelapa parut dan sedikit garam, bisa juga dibubuhi cairan gula merah untuk yang suka rasa manis.

Baca Juga: Kue Pelite, Penganan Favorit Bung Karno Saat Diasingkan di Kota Muntok

Saat ini Tiwul masih bisa dijumpai di pasar-pasar tradisional sebagai jajanan yang dijual bersama cenil, lupis, dan lainnya.

Selain itu juga terdapat inovasi olahan Tiwul instan dengan berbagai varian rasa, seperti rasa gula jawa, cokelat, kopi, pandan, dan lainnya.***

Editor: Saptorini

Sumber: tangerangraya.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Berbagai Hidangan dalam Perayaan Tahun Baru Imlek

Jumat, 13 Januari 2023 | 21:32 WIB

Mendoan, Dicemil Enak untuk Lauk Pun Nikmat

Senin, 31 Oktober 2022 | 12:45 WIB

Roti Buaya, Warisan Budaya Lambang Kesetiaan Cinta

Rabu, 12 Oktober 2022 | 15:56 WIB

Soto Sokaraja Khas dengan Sambal Kacang

Senin, 19 September 2022 | 20:52 WIB

Gelatoku Bikin Lidah Berdansa

Senin, 12 September 2022 | 19:31 WIB

Kisah Unik di Balik Nama Lontong Balap

Kamis, 28 Juli 2022 | 16:10 WIB

Kue Putu Masuk Daftar 50 Best Cakes in the World

Sabtu, 23 Juli 2022 | 14:55 WIB

Mi Gomak Spagetinya Orang Batak

Rabu, 20 Juli 2022 | 20:42 WIB
X