Kue Pelite, Penganan Favorit Bung Karno Saat Diasingkan di Kota Muntok

- Jumat, 5 Agustus 2022 | 17:15 WIB
Kue Pelite khas Muntok, Bangka Barat. (facebook.com/anita.dyk.1)
Kue Pelite khas Muntok, Bangka Barat. (facebook.com/anita.dyk.1)

TangerangRaya.id - Di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, Sukarno kerap diasingkan ke berbagai daerah oleh pemerintah kolonial Belanda.

Pada 6 Februari 1949 Sukarno diasingkan ke kota muntok, Bangka Barat. Sebelumnya Bung Karno diasingkan ke Berastagi dan Parapat di Sumatera Utara.

Muntok adalah kota tua di ujung barat Pulau Bangka yang berjarak sekitar 138 km dari Kota Pangkal Pinang. Muntok dahulu menjadi ibu kota Karesidenan Bangka Belitung sebelum dipindah ke Pangkal Pinang. Sukarno ditempatkan di Pesanggrahan BTW Muntok di pusat kota.

Baca Juga: Kue Putu Masuk Daftar 50 Best Cakes in the World

Muntok dikenal juga sebagai kota seribu kue, saking banyaknya jenis kue yang ada di sini, seperti kue bingke, sarang madu, tompek selong, dan pelite.

Nah, kue pelite ini menjadi kegemaran Sukarno. Penganan ini terbuat dari tepung beras, santan, garam, dan gula pasir.  Semua bahan yang digunakan berwarna putih seperti makna pelite yaitu putih.

Takir daun pandan menjadi wadahnya yang dibentuk serupa sampan. Itu sebabnya kue pelite juga dijuluki kue sampan.

Baca Juga: Kue Kipo Jajanan Legendaris dari Kotagede

Cara membuat kue pelite cukup simpel, yaitu gula pasir ditabur secukupnya pada dasar takir, kemudian adonan dari tepung beras, santan, dan garam dituang ke dalam takir. Selanjutnya kue dikukus hingga matang.

kue pelite bertekstur lembut seperti bubur sumsum. Di bagian atas rasanya gurih, dan di dalam begitu manis karena ada gula di dasarnya.

Sampai sekarang kue pelita masih menjadi kegemaran dan kebanggaan masyarakat Bangka Barat. Kue ini mudah dijumpai di pasar-pasar di kota muntok.

Baca Juga: Kue Rangi Camilan Tradisional Betawi yang Sudah Langka Tergerus Zaman

Penganan serupa kue pelite juga bisa ditemui di daerah lain di Indonesia. Ada kue tetu di Palu, Sulawesi Tengah atau pelita daun di Halmahera Selatan, tapi memakai gula merah.***

Editor: Saptorini

Sumber: tangerangraya.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Berbagai Hidangan dalam Perayaan Tahun Baru Imlek

Jumat, 13 Januari 2023 | 21:32 WIB

Mendoan, Dicemil Enak untuk Lauk Pun Nikmat

Senin, 31 Oktober 2022 | 12:45 WIB

Roti Buaya, Warisan Budaya Lambang Kesetiaan Cinta

Rabu, 12 Oktober 2022 | 15:56 WIB

Soto Sokaraja Khas dengan Sambal Kacang

Senin, 19 September 2022 | 20:52 WIB

Gelatoku Bikin Lidah Berdansa

Senin, 12 September 2022 | 19:31 WIB

Kisah Unik di Balik Nama Lontong Balap

Kamis, 28 Juli 2022 | 16:10 WIB

Kue Putu Masuk Daftar 50 Best Cakes in the World

Sabtu, 23 Juli 2022 | 14:55 WIB

Mi Gomak Spagetinya Orang Batak

Rabu, 20 Juli 2022 | 20:42 WIB
X